Rabu, 04 April 2018

Penilaian Ketrampilan Proses Sains


Pembelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diterima siswa di SMA. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh karena itu pembelajaran kimia dituntut untuk mempelajari ini dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Ilmu kimia merupakan produk temuan saintis dan proses.

Kurikulum 2013 yang diterapkan pada pendidikan menghendaki adanya pendekatan ilmiah didalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah yang dimaksud disini adalah pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, serta mengomunikasikan.  Didalam pendekatan saintifik ini ditekankan menggunakan ketrampilan proses sains. Ketrampilan proses sains merupakan pendekatan dimana siswa dituntut untuk menerapkan metode-metode ilmiah selama kegiatan pembelajaran.


Ketrampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua :
Pertama, keetrampilan proses sains dasar yaitu aktivitas ilmiah yang meliputi:
1.      mengamati (observasi) yaitu mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian melalui indera;
2.       mengkomunikasikan data hasil observasi dalam berbagai bentuk seperti: gambar, bagan, tabel, grafik, tulisan, dan lain-lain;
3.       menggolongkan (klasifikasi) untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu permasalahan;
4.      menafsirkan data, yaitu memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya;
5.      meramalkan, yaitu memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi dan prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang terjadi;
6.      mengajukan pertanyaan, berupa pertanyaan yang menuntut jawaban melalui proses berpikir atau kegiatan.

Kedua, ketrampilan proses sains terpadu yaitu aktivitas ilmiah
yang terdiri dari:
1.      Mengidentifikasi Variabel.
2.      Mendeskripsikan Hubungan Antar Variabel.
3.      Melakukan Penyelidikan.
4.      Menganalisia Data Hasil Penyelidikan.
5.      Merumuskan Hipotesis,
6.      Mendefinisikan Variabel Secara Operasional, Melakukan Eksperimen.

Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
  1. Pretes dan postes.  Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
  2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
  3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
  4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
  5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi  dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas (Rezba, 1999). Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan.  Menurut Widodo (2009), penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.
  2. Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.
  3. Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
  4. Membuat kisi-kisi instrumen.
  5. Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)
  6. Melakukan validasi instrumen.
  7. Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
  8. Perbaikan butir-butir yang belum valid.
  9. Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.
Keterampilan Proses Sains dalam pembelajaran kimia meliputi:
  1. Mengamati (observing)
Pengamatan adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seorang mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan; (b) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu; (c)pengidentifikasian banyak sifat; (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek; (e) melakukan pengamatan kuantitatif
Contoh:
Siswa mengamati gelembung gas dari electrode karbon dan nyala lampu dari lampu saat melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit.dari berbagai jenis larutan.
  1. Menafsirkan (interpreting)
Menarik kesimpulan tentative dari data yang tercatat, termasuk ke dalamnya menemukan pola hubungan dari seperangkat data yang dikumpulkan; membedakan pernyataan yang menunjukkan kesimpulan dari pernyataan yang hanya mendeskripsikan hasil pengamatan; memilih data yang menunjang suatu kesimpulan
Contoh:
Manusia mempunyai zat kimia dalam saliva yang dapat mencerna pati. Zat ini disebut amilasa. Seorang ahli kimia mengukur banyaknya amilasa saliva dari tiga kelompok orang yang berbeda jenis makanan yang biasa dimakannya. Hasilnya dituliskan pada tabel di bawah ini

Amati hasil pengukuran diatas dan tentukan bagaimana saliva berhubungan dengan makanan yang dimakan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
  1. Meramalkan (predicting)
Peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa adalah:
(a) penggunaan data dan pengamatan yang sesuai;
(b) penafsiran generalisasi tentang pola-pola;
(c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
Contoh :
Siwa dapat meramalkan berapa perkiraan waktu reaksi yang ditempuh jika diberikan kondisi terhadap konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis pada praktikum laju reaksi
  1. Menggunakan konsep (using concepts)
Menggunakan generalisasi yang telah dipelajarinya pada situasi baru atau untuk menerangkan kasus nyata dari peristiwa kimia yang diamatinya.
Contoh:
Siswa dapat menghitung berapa besar laju reaksi berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan.
  1. Merancang penelitian (designing investigation)
Merancang kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis, yang meliputi pengenalan variabel-variabel: variabel penelitian, variabel control, variabel bebas, variabel terikat; penentuan cara pengamatan dan pengukuran apa yang perlu dilakukan;bagaimana menarik kesimpulan dari hasil pengamatan
Contoh:
Budi ditugasi menguji apakah warna merah muda pada daun bunga mawar merupakan zat murni atau campuran. Ia diberi beberapa instruksi untuk melakukan penyelidikan, tetapi urutannya harus ditata.
Tuliskan angka 1 pada kotak di depan instruksi yang harus dilakukan pertama kali, angka 2 di depan instruksi yang dilakukan kedua, dan seterusnya.
q  A. Menggerus pasir, aseton, dan daun bunga mawar
q  B. menuangkan cairan merah muda ke dalam gelas kimia
q  C. Menambahkan aseton, tetes demi tetes pada bagian tengah kertas saring
q  D. Menotolkan beberapa tetes cairan merah pada titik pusat kertas saring
  1. Mengkomunikansikan (communicating)
Pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang diketahui seseorang dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik. Jadi penting menyatakan sesuatu atau menulis data sejelas-jelasnya. Guru dapat membantu siswa dengan jalan memberi kesempatan sebanyak-banyaknya berlatih berkomunikasi dan membantu mereka mengevaluasi apa yang mereka katakan atau tulis. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat melakukan komunikasi adalah:
(a) pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai;
(b) pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan peragaan data;
(c) perancangan poster atau diagram untuk menyajikan orang lain.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan tentang bagaimana cara membedakan larutan elektroli dan non elektrolit dari hail percobaan yang telah dilakukan.

Siswa dapat membuat tabel pengamatan yang memuat seluruh data yang diperoleh dari hasil percoban.


Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Sains Menurut Warianto(2011)






MENGAPA?
• Tuntutan dalam Standar Isi (inkuiri dengan pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah).
• Hakikat sains (produk, proses, aplikasi teknologi, sikap).
• Meningkatkan kebermaknaan dalam pembelajaran sains.


Bagaimana Mengembangkan Asesmen KPS?
1.      Mengidentifikasikan jenis KPS, ada 11 yakni: mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan, memprediksi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan
2.      persobaan/penyelidikan, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melaksanakan penyelidikan/percobaan.
3.      Merumuskan indikator untuk setiap jenis KPS.
4.      Menentukan dengan cara bagaimana KPS tersebut diukur (misalnya
5.      apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
6.      Membuat kisi-kisi instrumen
7.      Mengembangkan instrumen pengukuran KPS berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes KPS, kedalaman KPS (untuk siapa tes ini?)
8.      Melakukan validasi isi kepada ahli
9.      Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
10.  Perbaikan butir-butir yang belum valid.
11.  Terapkan sebagai asesmen KPS dalam pembelajaran sains (kimia) .

Catatan: pencarian validitas dan reliabilitas empiris terutama dilakukan untuk asesmen KPS yang high risk, misalnya untuk penelitian atau untuk asesmen skala besar.

contoh lembar penilaian proses sains : 







Permasalahan :

Apakah penilaian proses sains hanya bisa dilakukan pada pembelajaran yang bersifat praktikum? Atau bisa pada semua materi , mohon berikan contohnya pada materi yang tidak bersifat praktikum.

12 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

    1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan
    proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini
    bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-
    masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada
    akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk
    mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
    sains.
    2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
    siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk
    menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
    keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan
    kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan
    siswa.
    3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
    sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas.
    Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains
    atau kelas unggulan.
    4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian
    keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam
    pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika
    siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti
    lomba sains dengan baik.
    5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba
    menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk
    mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu
    pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  3. Menurut saya penilaian proses sains tidak hanya bisa dilakukan pada pembelajaran yang bersifat praktikum. Seperti menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
    1. Pretes dan postes.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
    2. Diagnostik.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
    3. Penempatan kelas.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
    4. Pemilihan kompetisis siswa.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
    5. Bimbingan karir.
    Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  4. Keterampilan-keterampilan Proses Sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat mereka melakukan inquiri ilmiah. Pada saat mereka terlibat aktif dalam penyelidikan ilmiah, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses sains dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip sains.

    Menurut Nur (2003) keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan,penginterpretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, dan pendefinisian secara operasional.
    Jadi keterampilan proses sains dapat digunakan untuk semua jenis materi Kimia dengan model inkuiri. Contoh pada materi Struktur Atom dapat digunakan dengan model pembelajaran inkuiri guru dapat menilai keterampilan proses sains siswa.

    BalasHapus
  5. menurut saya penilaian untuk keterampilan proses sains tidak hanya dilakukan pada pembelajaran yang bersifat praktikum saja, tetapi materi yang tidak bersifat praktikumpun juga dapat menilai keterampilan proses sains siswa. pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi. misalnya materi struktur atom pada sub materi perkembangan teori atom. dengan metode diskusi, beberapa indiaktor keterampilan proses sains siswa dapat diketahui.

    BalasHapus
  6. menurut saya penilaian untuk keterampilan proses sains juga dapat dilakukan dalam proses pembelajaran biasa (tidak hanya praktikum saja). Syaratnya pembelajaran harus memenuhi sintak dari KPS.
    Jika KPS yang diajarkan sesuai sintak nya, walau dalam pembelajaran biasa maupun praktikum, siswa akan memiliki KPS setelah pembelajaran selesai

    BalasHapus
  7. Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

    Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
    Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
    Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
    Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
    Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  8. Keterampilan-keterampilan Proses Sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat mereka melakukan inquiri ilmiah. Pada saat mereka terlibat aktif dalam penyelidikan ilmiah, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses sains dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip sains.
    pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

    Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
    Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
    Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
    Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
    Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  9. Menurut literatur yang telah saya baca, yaitu Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

    1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan
    proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini
    bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-
    masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada
    akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk
    mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
    sains.
    2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
    siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk
    menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
    keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan
    kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan
    siswa.
    3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
    sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas.
    Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains
    atau kelas unggulan.
    4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian
    keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam
    pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika
    siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti
    lomba sains dengan baik.
    5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba
    menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk
    mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu
    pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  10. Seperti menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
    1. Pretes dan postes.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
    2. Diagnostik.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
    3. Penempatan kelas.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
    4. Pemilihan kompetisis siswa.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
    5. Bimbingan karir.
    Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  11. Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
    1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan
    proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini
    bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-
    masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada
    akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk
    mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
    sains. 2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
    siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk
    menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
    keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan
    kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan
    siswa. 3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
    sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas.
    Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains
    atau kelas unggulan. 4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian
    keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam
    pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika
    siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti
    lomba sains dengan baik. 5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba
    menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk
    mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu
    pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus
  12. Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
    a). Pretes dan postes.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
    b). Diagnostik.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
    c). Penempatan kelas.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
    d). Pemilihan kompetisis siswa.
    Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
    e). Bimbingan karir.
    Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

    BalasHapus