Pembelajaran
kimia sebagai bagian dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) di Indonesia. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran
sains yang diterima siswa di SMA. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya berkaitan dengan
komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh
karena itu pembelajaran kimia dituntut untuk mempelajari ini dan penerapannya
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Ilmu kimia merupakan produk temuan
saintis dan proses.
Kurikulum
2013 yang diterapkan pada pendidikan menghendaki adanya pendekatan ilmiah
didalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah yang dimaksud disini adalah pendekatan
saintifik yaitu pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, merumuskan
pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, serta
mengomunikasikan. Didalam pendekatan
saintifik ini ditekankan menggunakan ketrampilan proses sains. Ketrampilan
proses sains merupakan pendekatan dimana siswa dituntut untuk menerapkan
metode-metode ilmiah selama kegiatan pembelajaran.
Ketrampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua :
Pertama, keetrampilan proses
sains dasar yaitu aktivitas ilmiah yang meliputi:
1.
mengamati (observasi) yaitu mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian
melalui indera;
2.
mengkomunikasikan data hasil observasi dalam berbagai bentuk
seperti: gambar, bagan, tabel, grafik, tulisan, dan lain-lain;
3.
menggolongkan (klasifikasi) untuk mempermudah dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan;
4.
menafsirkan data, yaitu memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas
kejadian lainnya;
5.
meramalkan, yaitu memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya
serta hukum-hukum yang berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu
prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi
dan prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang
terjadi;
6.
mengajukan pertanyaan, berupa pertanyaan yang menuntut jawaban melalui proses berpikir
atau kegiatan.
Kedua, ketrampilan proses sains terpadu yaitu aktivitas ilmiah
yang terdiri dari:
1.
Mengidentifikasi
Variabel.
2.
Mendeskripsikan
Hubungan Antar Variabel.
3.
Melakukan
Penyelidikan.
4.
Menganalisia
Data Hasil Penyelidikan.
5.
Merumuskan
Hipotesis,
6.
Mendefinisikan
Variabel Secara Operasional, Melakukan Eksperimen.
Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
- Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
- Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
- Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
- Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
- Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas (Rezba, 1999). Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo (2009), penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.
- Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.
- Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
- Membuat kisi-kisi instrumen.
- Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)
- Melakukan validasi instrumen.
- Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
- Perbaikan butir-butir yang belum valid.
- Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.
Keterampilan Proses Sains dalam pembelajaran kimia meliputi:
- Mengamati (observing)
Pengamatan adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seorang mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan; (b) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu; (c)pengidentifikasian banyak sifat; (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek; (e) melakukan pengamatan kuantitatif
Contoh:
Siswa mengamati gelembung gas dari electrode karbon dan nyala lampu dari lampu saat melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit.dari berbagai jenis larutan.
- Menafsirkan (interpreting)
Menarik kesimpulan tentative dari data yang tercatat, termasuk ke dalamnya menemukan pola hubungan dari seperangkat data yang dikumpulkan; membedakan pernyataan yang menunjukkan kesimpulan dari pernyataan yang hanya mendeskripsikan hasil pengamatan; memilih data yang menunjang suatu kesimpulan
Contoh:
Manusia mempunyai zat kimia dalam saliva yang dapat mencerna pati. Zat ini disebut amilasa. Seorang ahli kimia mengukur banyaknya amilasa saliva dari tiga kelompok orang yang berbeda jenis makanan yang biasa dimakannya. Hasilnya dituliskan pada tabel di bawah ini
Amati hasil pengukuran diatas dan tentukan bagaimana saliva berhubungan dengan makanan yang dimakan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
- Meramalkan (predicting)
Peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa adalah:
(a) penggunaan data dan pengamatan yang sesuai;
(b) penafsiran generalisasi tentang pola-pola;
(c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
Contoh :
Siwa dapat meramalkan berapa perkiraan waktu reaksi yang ditempuh jika diberikan kondisi terhadap konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis pada praktikum laju reaksi
- Menggunakan konsep (using concepts)
Menggunakan generalisasi yang telah dipelajarinya pada situasi baru atau untuk menerangkan kasus nyata dari peristiwa kimia yang diamatinya.
Contoh:
Siswa dapat menghitung berapa besar laju reaksi berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan.
- Merancang penelitian (designing investigation)
Merancang kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis, yang meliputi pengenalan variabel-variabel: variabel penelitian, variabel control, variabel bebas, variabel terikat; penentuan cara pengamatan dan pengukuran apa yang perlu dilakukan;bagaimana menarik kesimpulan dari hasil pengamatan
Contoh:
Budi ditugasi menguji apakah warna merah muda pada daun bunga mawar merupakan zat murni atau campuran. Ia diberi beberapa instruksi untuk melakukan penyelidikan, tetapi urutannya harus ditata.
Tuliskan angka 1 pada kotak di depan instruksi yang harus dilakukan pertama kali, angka 2 di depan instruksi yang dilakukan kedua, dan seterusnya.
q A. Menggerus pasir, aseton, dan daun bunga mawar
q B. menuangkan cairan merah muda ke dalam gelas kimia
q C. Menambahkan aseton, tetes demi tetes pada bagian tengah kertas saring
q D. Menotolkan beberapa tetes cairan merah pada titik pusat kertas saring
- Mengkomunikansikan (communicating)
Pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang diketahui seseorang dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik. Jadi penting menyatakan sesuatu atau menulis data sejelas-jelasnya. Guru dapat membantu siswa dengan jalan memberi kesempatan sebanyak-banyaknya berlatih berkomunikasi dan membantu mereka mengevaluasi apa yang mereka katakan atau tulis. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat melakukan komunikasi adalah:
(a) pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai;
(b) pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan peragaan data;
(c) perancangan poster atau diagram untuk menyajikan orang lain.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan tentang bagaimana cara membedakan larutan elektroli dan non elektrolit dari hail percobaan yang telah dilakukan.
Siswa dapat membuat tabel pengamatan yang memuat seluruh data yang diperoleh dari hasil percoban.
Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Sains Menurut Warianto(2011)
MENGAPA?
• Tuntutan dalam Standar Isi (inkuiri dengan pemberian pengalaman
belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah).
• Hakikat sains (produk, proses, aplikasi teknologi, sikap).
• Meningkatkan kebermaknaan dalam pembelajaran sains.
Bagaimana Mengembangkan
Asesmen KPS?
1.
Mengidentifikasikan
jenis KPS, ada 11 yakni: mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan,
memprediksi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis,
merencanakan
2.
persobaan/penyelidikan,
menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melaksanakan
penyelidikan/percobaan.
3.
Merumuskan
indikator untuk setiap jenis KPS.
4.
Menentukan
dengan cara bagaimana KPS tersebut diukur (misalnya
5.
apakah
tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
6.
Membuat
kisi-kisi instrumen
7.
Mengembangkan
instrumen pengukuran KPS berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu
mempertimbangkan konteks dalam item tes KPS, kedalaman KPS (untuk siapa tes
ini?)
8.
Melakukan
validasi isi kepada ahli
9.
Melakukan
ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
10.
Perbaikan
butir-butir yang belum valid.
11.
Terapkan
sebagai asesmen KPS dalam pembelajaran sains (kimia) .
Catatan: pencarian validitas dan reliabilitas empiris terutama dilakukan
untuk asesmen KPS yang high risk, misalnya untuk penelitian atau untuk asesmen
skala besar.
contoh lembar penilaian proses sains :
contoh lembar penilaian proses sains :
Permasalahan :
Apakah penilaian proses
sains hanya bisa dilakukan pada pembelajaran yang bersifat praktikum? Atau bisa
pada semua materi , mohon berikan contohnya pada materi yang tidak bersifat
praktikum.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapus1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan
proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini
bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-
masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada
akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk
mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
sains.
2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk
menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan
kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan
siswa.
3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas.
Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains
atau kelas unggulan.
4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian
keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam
pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika
siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti
lomba sains dengan baik.
5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba
menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk
mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Menurut saya penilaian proses sains tidak hanya bisa dilakukan pada pembelajaran yang bersifat praktikum. Seperti menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapus1. Pretes dan postes.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
2. Diagnostik.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
3. Penempatan kelas.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
4. Pemilihan kompetisis siswa.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
5. Bimbingan karir.
Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Keterampilan-keterampilan Proses Sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat mereka melakukan inquiri ilmiah. Pada saat mereka terlibat aktif dalam penyelidikan ilmiah, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses sains dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip sains.
BalasHapusMenurut Nur (2003) keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan,penginterpretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, dan pendefinisian secara operasional.
Jadi keterampilan proses sains dapat digunakan untuk semua jenis materi Kimia dengan model inkuiri. Contoh pada materi Struktur Atom dapat digunakan dengan model pembelajaran inkuiri guru dapat menilai keterampilan proses sains siswa.
menurut saya penilaian untuk keterampilan proses sains tidak hanya dilakukan pada pembelajaran yang bersifat praktikum saja, tetapi materi yang tidak bersifat praktikumpun juga dapat menilai keterampilan proses sains siswa. pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi. misalnya materi struktur atom pada sub materi perkembangan teori atom. dengan metode diskusi, beberapa indiaktor keterampilan proses sains siswa dapat diketahui.
BalasHapusmenurut saya penilaian untuk keterampilan proses sains juga dapat dilakukan dalam proses pembelajaran biasa (tidak hanya praktikum saja). Syaratnya pembelajaran harus memenuhi sintak dari KPS.
BalasHapusJika KPS yang diajarkan sesuai sintak nya, walau dalam pembelajaran biasa maupun praktikum, siswa akan memiliki KPS setelah pembelajaran selesai
Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapusPretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Keterampilan-keterampilan Proses Sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa pada saat mereka melakukan inquiri ilmiah. Pada saat mereka terlibat aktif dalam penyelidikan ilmiah, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses sains dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip sains.
BalasHapuspelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Menurut literatur yang telah saya baca, yaitu Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapus1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan
proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini
bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-
masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada
akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk
mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
sains.
2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk
menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan
kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan
siswa.
3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas.
Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains
atau kelas unggulan.
4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian
keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam
pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika
siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti
lomba sains dengan baik.
5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba
menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk
mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Seperti menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapus1. Pretes dan postes.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
2. Diagnostik.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
3. Penempatan kelas.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
4. Pemilihan kompetisis siswa.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
5. Bimbingan karir.
Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapus1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan
proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini
bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-
masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada
akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk
mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
sains. 2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk
menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan
kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan
siswa. 3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas.
Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains
atau kelas unggulan. 4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian
keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam
pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika
siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti
lomba sains dengan baik. 5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba
menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk
mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
BalasHapusa). Pretes dan postes.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
b). Diagnostik.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
c). Penempatan kelas.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
d). Pemilihan kompetisis siswa.
Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
e). Bimbingan karir.
Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.